1. Jika Memang Menghina, Itu Tidak Tepat
Mengolok-olok pekerjaan seseorang, seperti tukang es, jelas tidak sesuai dengan ajaran agama apapun. Dalam Islam, setiap pekerjaan halal dihormati, dan Rasulullah SAW sendiri mengajak umatnya untuk menghargai usaha orang lain, apa pun bentuknya. Mengucapkan sesuatu yang merendahkan pekerjaan halal dapat dianggap mencederai nilai-nilai tersebut.
2. Kemungkinan Salah ucap, atau Gaya Komunikasi ceplas ceplos
Gaya bicara sudah menjadi karakter cara orang menyampaikan niat baik. Gus Miftah dikenal memiliki gaya komunikasi yang santai agak nyeleneh dan terkadang menggunakan humor atau perumpamaan. Jika pernyataannya memang terkesan merendahkan, bisa jadi gaya penyampaiannya tidak dimengerti dengan baik oleh sebagian orang, atau memang tidak tepat untuk situasi tertentu. Tokoh publik seperti beliau harusnya lebih berhati-hati dalam menyampaikan advice agar tidak melahirkan salah tafsir.
3. Reaksi Masyarakat Adalah Alarm
Kritik dari masyarakat adalah hal wajar, terutama jika tokoh publik dianggap keliru. Jika memang pernyataannya salah, seharusnya beliau bersedia untuk memberikan klarifikasi atau meminta maaf. Siapapun tidak kebal dari kritik, apalagi tokoh agama. Ditambah beliau adalah utusan staf khusus Presiden, dan justru sikap rendah hati dalam menerima kesalahan bisa menjadi teladan yang baik.
4. Melihat dari Sisi lain
Daripada sekadar menghujat balik, momen ini bisa menjadi pengingat untuk semua orang, termasuk Gus Miftah, bahwa setiap pekerjaan halal, meskipun sederhana, memiliki nilai dan layak dihormati. Tukang es, seperti pekerja lain, Bapak Suharji adalah pahlawan bagi keluarganya, juga berkontribusi dalam kehidupan masyarakat. Hikmahnya. Bapak penjual es itu dilimpahkan keberkahan rezeki atas ejekan yang dia terima. Kabarnya, ada yang mau meng-umrohkannya.
Jika pernyataan ini menyinggung banyak orang, langkah bijaknya adalah memberikan klarifikasi atau permohonan maaf secara terbuka. Hal ini bisa meredakan kontroversi dan menunjukkan sikap yang baik sebagai seorang tokoh publik. Bagaimana menurut Anda, apakah reaksi masyarakat sudah tepat atau terlalu berlebihan?
Perspektif Si elka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar